Peran Orangtua Di Masa Pandemi Pada Pembelajaran Akademik Anak

| Comment 0

Masa pandemi belum juga berakhir. Kejadian tersebut menuntut peran orangtua di masa pandemi untuk menyambungkan tangan para pendidik untuk mendidik.

Tika

Apa mau dikata sudah dua tahun pandemi belum berakhir. Jika kita dua tahun lalu duduk di VII, hari ini kita berada di kelas IX. Apa yang terjadi sepanjang perjalanan menuju kelas IX seolah seperti sedang libur musim dingin.

Berhubung di Indonesia tidak ada musim dingin, maka baiklah kita anggap ini libur puasa yang merangkap libur semester dan lebaran.

Jenuh? sudah pasti. Apalagi bukan hanya masalah “seolah-olah libur” namun juga tidak bisa berkumpul dengan teman-teman.

Dulu libur semester merangkap libur puasa dan lebaran benar-benar tidak ada tugas, namun sekarang hidup yang seolah olah libur tapi mengemban banyak tugas.

Siapa dong yang mau mengerjakan tugas yang bertumpuk begitu? Bagaimana pula cara memahami materi jika tidak ada guru atau teman yang mendampingi?

Peran Orangtua di Masa Pandemi Untuk Kemajuan Pembelajaran Anak Didik

peran orangtua di masa pandemi
Belajar di rumah bersama ibu

Berhubung sekolah tatap muka sementara waktu ditiadakan, para pendidik hanya dapat memberi pembelajaran melalui beberapa alat teknologi dan aplikasi.

Sayangnya, segala keterbatasan masih saja ada. Mulai dari kuota, waktu, dan masih banyak lagi. Suasana rumah juga diciptakan untuk beristirahat dengan nyaman, bukan untuk belajar.

Sungguh sesuatu yang benar-benar membutuhkan perjuangan untuk bisa duduk manis menatap layar laptop atau ponsel berjam-jam. Tidak bisa juga bertanya di sela-sela penjelasan guru.

Atau justru ada guru yang masih belum terbiasa dengan teknologi. Hal ini jadi membuat siswa harus belajar mandiri.

Inilah peran orangtua di masa pandemi. Mereka harus dapat menjadi perpanjangan tangan dari guru. Merekalah yang akan membantu memberi penjelasan kepada anak-anak sehingga anak-anak memahami konsep tugas yang diberikan.

Peran Orangtua di Masa Pandemi Belum Terlalu Mulus

Jika semua orangtua bekerja di rumah, mungkin sinkronasi antara jam belajar daring dari sekolah dengan kesediaan orangtua mendampingi anak mereka menjadi mulus.

Akan tetapi ketika orangtua harus bekerja di luar rumah dan kembali di sore hari, tugas anak menjadi terbengkalai. Memang bisa saja pengerjaan tugas maupun penyampaian materi kembali dilakukan di malam hari. Tapi bagaimana dengan psikis orangtua?

Mereka yang telah merasa lelah sehabis bekerja masih harus mendampingi anak untuk belajar. Inilah yang kemudian membuat emosi orangtua dan anak menjadi tidak stabil.

Belum lagi hal-hal lain seperti kondisi rumah yang berantakan, dan lainnya membuat peran orangtua di masa pandemi semakin bertambah.

Anak yang di rumah seharian tentu berbeda dengan ketika mereka menghabiskan waktu di sekolah. Anak akan merasa bosan dan akhirnya tidak tau apa yang harus mereka kerjakan di rumah.

Tidak heran jika banyak berita yang menyebut ibu memukul anaknya karena tidak dapat memahami soal matematika dan lainnya di televisi.

Semoga saja orangtua kita tetap mampu bersabar dalam mengajarkan kita ya teman-teman!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tim Gurulesprivate ada di sini untuk menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!